Tabanan, 7 Mei 2025 – Upacara Pujawali atau odalan di Pura Luhur Tanah Lot, Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, dilaksanakan dengan khidmat dan berlangsung selama tiga hari. Puncak upacara jatuh pada Rabu Wage wuku Langkir, 7 Mei 2025. Tradisi keagamaan ini merupakan kegiatan rutin yang digelar setiap 210 hari sekali, sesuai dengan perhitungan kalender Bali.
Sebelum pelaksanaan upacara utama, pada Selasa, 6 Mei 2025, dilakukan upacara Ngebejiang yang diikuti oleh para pengempon pura, para pemangku, dan sutri. Rangkaian awal ini bertujuan untuk membersihkan dan mempersiapkan area suci Pura Luhur Tanah Lot sebelum dilaksanakannya puncak pujawali.
Ketua Pengempon Pura Luhur Tanah Lot, I Komang Dedy Sanjaya, S.E., menyampaikan bahwa pelaksanaan pujawali dipuput oleh sapuh agung dari Pura Luhur Tanah Lot dan didukung penuh oleh keluarga Puri Kediri selaku penganceng pura. Selain itu, seluruh pengempon dan pemangku pura turut serta dalam prosesi ini yang berlangsung nyejer hingga Sabtu, 10 Mei 2025. “Selanjutnya, akan dilaksanakan upacara mesineb sebagai penutup,” ujar Komang Dedy.
Demi kelancaran dan keamanan upacara, koordinasi dilakukan dengan berbagai pihak, termasuk DTW Tanah Lot, Sat Pol Airud Pos Tanah Lot, Puskesmas Desa Beraban, dan stakeholder lainnya. Aparat keamanan yang terlibat antara lain Polsubsektor Tanah Lot, Polsek Kediri, Polres Tabanan, Pecalang Pura, Pecalang Desa Adat Beraban, hingga dinas perhubungan. “Astungkara, pujawali memargi dengan aman dan lancar,” imbuh Dedy Sanjaya.
Dalam pelaksanaan upacara kali ini, kondisi air laut yang sedang pasang mengharuskan penggunaan rubber boat milik Sat Pol Airud Polres Tabanan dan lifeguard DTW Tanah Lot untuk penyebrangan menuju pura. Hal ini dilakukan demi keselamatan para pelaksana upacara yang harus menyeberang ke lokasi suci di atas batu karang.
Komang Dedy juga mengingatkan para pemedek untuk tetap waspada dan mematuhi peraturan yang berlaku. Ia menghimbau agar tidak melakukan swafoto atau selfie di dekat ombak, mengingat cuaca yang tidak menentu dan angin kencang yang berpotensi menimbulkan gelombang besar. “Hati-hati, jangan ada yang berfoto selfie di dekat ombak,” tegasnya.
Berdasarkan pantauan di lokasi, jumlah pemedek yang datang untuk sembahyang terlihat cukup padat, terutama menjelang sore hari. Semakin petang, semakin banyak warga yang berdatangan untuk mengikuti upacara dan menghaturkan doa.
Tak hanya umat Hindu, para wisatawan juga mulai memadati kawasan wisata Tanah Lot sejak siang hingga petang. Suasana religius bercampur dengan suasana wisata, mencerminkan keharmonisan antara budaya, spiritualitas, dan pariwisata di kawasan ikonik Bali ini.
(dedie)