Tangis Haru dan Tawa Ceria Warnai Nobar Hari Pendidikan Nasional Bersama 175 Anak Yatim dan Dhuafa di Kediri

Tangis Haru dan Tawa Ceria Warnai Nobar Hari Pendidikan Nasional Bersama 175 Anak Yatim dan Dhuafa di Kediri

Loading

Kediri, 7 Mei 2025 — Tangan-tangan kecil menggenggam erat tiket nonton yang baru saja dibagikan. Wajah-wajah polos penuh antusias berdiri rapi di lobi CGV Kediri Mall pagi itu. Hari itu, bukan hari biasa bagi 175 anak yatim dan dhuafa di Kediri. Mereka mendapat kejutan indah: ajakan menonton film Jumbo bersama Srikandi PLN dan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UP3 Kediri dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional.

Suasana yang biasanya sunyi, pagi itu berubah hangat. Langit Kediri mendung, tapi tak menyurutkan semangat anak-anak untuk datang, sebagian dengan seragam sederhana, sebagian lagi menggenggam tangan saudara atau pengasuh. Begitu memasuki bioskop, mata mereka membulat, terpesona oleh cahaya neon, poster film, dan ruang gelap yang akan segera menyala oleh cerita.

“Ini pertama kalinya saya nonton bioskop,” bisik salah satu anak perempuan dengan suara lirih namun penuh bahagia. Kalimat sederhana itu mewakili banyak hati kecil yang hari itu untuk pertama kalinya merasa dilihat, dihargai, dan dicintai.

Deny Setiawan, Manager PLN UP3 Kediri, berdiri di depan layar sebelum pemutaran film dimulai. Dengan suara tenang namun penuh empati, ia menyampaikan harapan bahwa kegiatan ini bukan hanya menjadi hiburan, tapi juga pijakan awal untuk semangat baru. “Adik-adik semua hebat. Jangan berhenti bermimpi. Dunia besar menunggu kalian,” ucapnya, yang langsung disambut tepuk tangan kecil namun hangat dari para peserta.

Tak kalah mengharukan, Ketua YBM PLN UP3 Kediri, M. Nashikudin, mengingatkan bahwa keberadaan mereka adalah bentuk cinta. “Hari ini kita belajar bahwa kasih sayang, pendidikan, dan harapan bisa hadir di mana saja, bahkan dari sebuah cerita di layar lebar,” katanya sembari tersenyum, menahan haru.

Sebelum film diputar, Srikandi PLN Kediri menghidupkan suasana lewat aneka permainan. Anak-anak tertawa lepas, menjawab kuis, berlari kecil, dan melambaikan tangan. Banyak dari mereka jarang sekali merasakan kebahagiaan kolektif seperti itu. Hari itu, tawa mereka jadi nyanyian harapan.

Film Jumbo menceritakan kisah seekor gajah kecil yang berbeda dari teman-temannya—unik, pemalu, tapi punya kekuatan besar dalam dirinya. Seiring cerita bergulir, banyak anak diam, mata mereka terpaku, bahkan beberapa terlihat menyeka air mata. Cerita itu seperti cermin—menggambarkan bahwa meski hidup tak selalu mudah, setiap anak tetap berharga dan layak dicintai.

Saat lampu kembali menyala, sebagian anak masih tenggelam dalam cerita. Tapi satu hal pasti: mereka tidak pulang dengan tangan kosong. Mereka membawa pulang semangat baru, pengalaman pertama yang mungkin akan mereka kenang seumur hidup, dan keyakinan bahwa mereka tak sendiri di dunia ini.

Hari Pendidikan Nasional di Kediri kali ini bukan sekadar seremoni. Ia menjelma menjadi pelukan hangat untuk anak-anak yang sering terabaikan. Lewat film, tawa, dan kehadiran orang-orang yang peduli, mereka belajar: bahwa pendidikan bisa dimulai dari rasa bahagia dan kasih sayang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *