Ribuan Warga Kediri Bangkit Bersama, Jumat Bersih Jadi Simbol Pemulihan Pasca Kerusuhan

Ribuan Warga Kediri Bangkit Bersama, Jumat Bersih Jadi Simbol Pemulihan Pasca Kerusuhan

Loading

KEDIRI – Suasana penuh harapan menyelimuti kawasan Kantor Pemkab dan Gedung DPRD Kabupaten Kediri pada Jumat pagi (5/9/2025). Ribuan warga tumpah ruah mengikuti aksi sosial Jumat Bersih, membersihkan puing-puing sisa kerusuhan yang pekan lalu sempat meluluhlantakkan pusat pelayanan publik. Dari komunitas seniman hingga perguruan beladiri, dari pelajar hingga ormas, semua hadir untuk satu tujuan: memulihkan Kediri.

Sejak matahari pagi menyinari kota, derap langkah kebersamaan sudah terlihat. Komunitas Media SWK (Sedulur Wartawan Kediri), KSI (Komite Seniman Indonesia), FBC (Family Bidadari Cinta), hingga mahasiswa dan LSM kompak turun tangan. Mereka bergandeng tangan dengan petugas Pemkab, TNI-Polri, dan masyarakat umum, mengikis abu dan menyapu sisa kebakaran yang masih menyisakan luka.

Tak ketinggalan, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana (Mas Dhito) dan Wakil Bupati Dewi Mariya Ulfa (Mbak Dewi) berada langsung di lokasi. Kehadiran keduanya menjadi penyemangat warga yang sejak pagi berkeringat bersama. “Terima kasih atas kepedulian semua pihak. Hari ini kita buktikan, cinta warga Kediri lebih besar daripada rasa takut akibat kerusuhan. Mari kita jadikan momentum ini untuk merawat kota bersama,” kata Mas Dhito dengan lantang.

Simbol gotong-royong juga hadir dari kursi legislatif. Beberapa anggota DPRD seperti Bunda Yatirah (Fraksi PDIP) dan Kuswanto (Fraksi Golkar) turut ambil bagian. Mereka tidak sekadar hadir, tapi ikut memungut puing dan menyemangati warga yang bergotong royong. Kehadiran wakil rakyat ini memberi pesan kuat: pemulihan Kediri adalah tanggung jawab bersama, tanpa sekat jabatan.

Hasil nyata terlihat dalam waktu singkat. Kurang dari tiga jam, kawasan Pemkab dan DPRD Kediri berubah wajah. Truk-truk pengangkut sampah dan alat berat bergerak cepat menyingkirkan reruntuhan dan menata puluhan bangkai mobil yang terbakar. Perlahan, wajah kota yang sempat muram kembali berseri.

Setelah tenaga terkuras, warga tak perlu khawatir soal perut. Pemkab Kediri menyediakan hidangan gratis dengan jumlah berlimpah. Menariknya, banyak komunitas yang datang sambil membawa perbekalan sendiri. Jadilah halaman Pemkab berubah jadi semacam pesta rakyat: nasi bungkus, jajanan, hingga minuman hangat dibagikan tanpa pamrih.

Di akhir kegiatan, Mas Dhito kembali mengingatkan bahwa kerusuhan yang lalu harus jadi pelajaran. “Kalau kota kita rusuh, yang rugi kita semua. Warga kehilangan pelayanan, pedagang kehilangan nafkah, dan anak-anak kehilangan rasa aman. Mari kita jaga Kediri tetap damai,” tegasnya.

Aksi Jumat Bersih kali ini bukan sekadar kerja bakti. Lebih dari itu, ia menjadi simbol bahwa Kediri tidak runtuh karena kerusuhan. Justru sebaliknya, ribuan warga menunjukkan: dari abu puing-puing yang tersisa, lahir kembali semangat baru untuk menjaga kota tetap berdiri kokoh sebagai rumah bersama.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *