![]()
Nganjuk – Suasana Alun-alun Nganjuk pada Kamis (25/9/2025) terasa berbeda dengan digelarnya acara pengukuhan Paguyuban Palmera (Pendekar Anjuk Ladang Melindungi Rakyat). Acara yang dihadiri Pemerintah Kabupaten Nganjuk bersama jajaran Forkopimda ini menjadi momentum penting bagi para pendekar untuk meneguhkan komitmen persatuan, kebersamaan, serta pelestarian tradisi bela diri di daerah.
Dalam susunan kepengurusan yang diumumkan, Bupati Nganjuk Dr. H. Marhaen Djumadi dipercaya sebagai Pembina I. Sementara Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso didaulat sebagai Pembina II, dan Drs. Gondo Hariyono, M.Si. resmi ditunjuk sebagai Ketua Umum Paguyuban Palmera. Struktur ini menunjukkan adanya sinergi kuat antara pemerintah, kepolisian, dan tokoh masyarakat dalam mengelola organisasi tersebut.
Paguyuban Palmera sendiri beranggotakan sekitar 330 pendekar dari berbagai perguruan. Kehadirannya dipandang sebagai langkah strategis dalam memperkuat ikatan sosial budaya, meningkatkan keamanan lingkungan, sekaligus menjaga keberlangsungan tradisi bela diri yang telah mengakar di Kabupaten Nganjuk.
Dalam amanatnya, Bupati Nganjuk Dr. H. Marhaen Djumadi menegaskan bahwa keberadaan Palmera bukan hanya sekadar forum berkumpulnya para pendekar, tetapi juga memiliki peran penting bagi masyarakat luas. “Paguyuban Palmera hadir bukan hanya sebagai wadah silaturahmi, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat persatuan, menjaga keamanan lingkungan, serta melestarikan budaya dan tradisi bela diri,” ujarnya.
Senada dengan itu, Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso memberikan apresiasi terhadap terbentuknya paguyuban ini. Ia menekankan bahwa para pendekar dapat menjadi mitra strategis dalam menciptakan ketertiban dan keamanan masyarakat. “Kami mengapresiasi inisiatif pembentukan Paguyuban Palmera. Semoga ke depan dapat menjadi mitra strategis dalam menjaga kamtibmas, serta menyalurkan energi positif para pendekar untuk kepentingan masyarakat,” tegasnya.
Acara pengukuhan berlangsung khidmat namun meriah. Prosesi ditandai dengan penyematan simbol organisasi, pembacaan ikrar kebersamaan, serta atraksi seni bela diri dari berbagai perguruan. Pertunjukan tersebut tidak hanya memukau penonton, tetapi juga menegaskan bahwa Palmera akan menjadi benteng pelestarian budaya warisan leluhur.
Kehadiran Palmera diharapkan mampu menjadi perekat kebersamaan antara masyarakat, pemerintah, dan aparat keamanan. Dengan semangat persatuan, paguyuban ini diyakini akan memperkuat sinergi untuk mewujudkan Kabupaten Nganjuk yang aman, damai, dan tetap berpegang pada nilai-nilai budaya.
Lebih jauh, pengukuhan Palmera juga menegaskan peran penting para pendekar dalam membangun karakter generasi muda. Dengan energi positif yang tersalurkan melalui wadah resmi, Palmera diyakini dapat menjadi garda terdepan dalam menjaga harmoni sosial sekaligus mengangkat marwah bela diri sebagai identitas budaya Nganjuk.

