Kota Kediri, 13 Juni 2025 – Bertempat di Gedung Serbaguna Kelurahan Manisrenggo, sejumlah tokoh masyarakat, unsur pemuda, ketua RT/RW, seniman, kepala sekolah, serta aparat pemerintahan dan keamanan berkumpul dalam forum musyawarah warga yang membahas berbagai isu penting. Kegiatan ini dipimpin langsung oleh Kepala Kelurahan Manisrenggo, Drs. Bambang Supriyanta, yang didampingi Babinsa dan Bhabinkamtibmas setempat.
Dalam sesi pertama, Kasi Sosial Bu Anin menjelaskan perubahan pada program bantuan sosial, yaitu bergantinya nama Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) menjadi Data Terpadu Sejahtera Nasional (DTSN). Ia juga menyampaikan prosedur pengajuan Program Indonesia Pintar (PIP) yang kini dapat dilakukan kembali, kecuali untuk keluarga yang termasuk dalam ASN, TNI, Polri, dan pegawai BUMN.
Sesi ketiga membahas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas), dengan sorotan utama pada kasus pelecehan seksual yang terjadi di kawasan Bulak Manisrenggo sekitar pukul 18.30 WIB saat waktu Maghrib. Aipda Bintoro mengimbau warga untuk lebih waspada, terutama di jam-jam rawan. Ia juga menyinggung peningkatan kasus pencurian sepeda motor dan mendorong pemilik kos agar berkoordinasi dengan RT/RW dan aparat tiga pilar guna mendata penghuni kos/kontrakan demi mencegah tindakan kriminal.
Pak Lurah Bambang turut mengingatkan pentingnya menjaga citra positif forum komunikasi warga di grup digital kelurahan. Ia berharap warga hanya menyampaikan informasi yang bermanfaat seperti kabar kesehatan dan pengumuman penting lainnya, agar grup komunikasi tetap bermanfaat dan berwibawa.
Masuk ke sesi kesehatan, data dari Dinas Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus penyakit diabetes dan ginjal pada kalangan remaja, yang disinyalir akibat konsumsi makanan instan secara berlebihan. Lurah Bambang mengajak seluruh RT untuk menyampaikan kepada warganya pentingnya menjaga pola makan dan kebersihan lingkungan, terutama dalam upaya pemberantasan nyamuk demam berdarah. Kerja bakti massal akan dilaksanakan hari Minggu di rumah masing-masing, disertai pengecekan oleh kader kesehatan di tiap RT.
Sesi kelima membahas kelanjutan kegiatan sosial dan budaya, terutama dalam rangka peringatan Hari Besar Islam (PHBI) serta pelaksanaan Grebeg Suro yang dijadwalkan pada 27 Juni 2025. Meski anggaran kegiatan masih dalam proses pembahasan di tingkat DPRD dan menunggu keputusan dari Wali Kota baru, warga tetap antusias melanjutkan tradisi Manifest (Manisrenggo Festival).
Manifest yang selalu ditunggu-tunggu warga ini mencakup berbagai kegiatan seperti pengajian akbar, pawai ta’aruf, lomba voli, sepak bola, gantangan burung, dan seni tradisional jaranan. Karena masih terkendala dengan Peraturan Wali Kota terkait dana desa, hasil musyawarah warga memutuskan bahwa pawai ta’aruf akan tetap dilaksanakan pada 13 Juli 2025. Apabila anggaran belum cair, warga sepakat untuk bergotong-royong secara kolektif dalam pendanaan kegiatan.
Acara musyawarah ini mencerminkan semangat gotong royong dan kepedulian sosial masyarakat Manisrenggo dalam menjaga ketertiban, kesehatan, dan budaya lokal, sekaligus menunjukkan ketahanan warga dalam menyiasati keterbatasan anggaran demi keberlangsungan tradisi.
(yudha