Kapolda Jatim Gandeng Aremania Demi Sepak Bola Malang yang Aman dan Beradab

Kapolda Jatim Gandeng Aremania Demi Sepak Bola Malang yang Aman dan Beradab

Loading

Malang, 6 Mei 2025 — Semangat kebersamaan dan harapan baru terasa kuat di Pendopo Agung Kabupaten Malang, ketika Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto bertemu langsung dengan Aremania. Dalam audiensi hangat bertajuk “Mewujudkan Kabupaten Malang Makmur”, semua pihak hadir dengan satu misi: mengembalikan wajah damai sepak bola Malang, terutama jelang kembalinya laga Arema FC di Stadion Kanjuruhan.

“Kita tidak boleh melupakan, tapi kita juga tidak boleh terus terjebak dalam trauma,” kata Irjen Nanang membuka pembicaraan. Ia merujuk pada tragedi Kanjuruhan — luka kolektif yang mengguncang publik, tetapi juga menjadi titik balik menuju pembaruan.

Alih-alih hanya menjadi forum seremonial, audiensi ini benar-benar dimanfaatkan untuk menyatukan suara: antara aparat keamanan, pemerintah daerah, manajemen klub, dan tentu saja Aremania sendiri. Irjen Nanang tegas menyatakan, keamanan stadion bukan sekadar tugas polisi — tapi soal kolaborasi nyata.

“Arema dan Aremania bisa jadi contoh nasional. Tinggalkan ego, jaga nama baik Malang,” tegasnya.

Sikap terbuka dari Polda Jatim mendapat sambutan positif dari manajemen Arema FC. Muhammad Yusrinal Fitriandi, General Manager klub, menyebut sinergi seperti ini adalah modal penting untuk membangun atmosfer stadion yang aman dan nyaman. “Arema FC siap mendukung penuh. Sepak bola harus jadi hiburan yang mempersatukan,” katanya.

Sementara itu, Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo menambahkan bahwa pengamanan nanti akan dilakukan berlapis: mulai dari gate tiket (ring 2) hingga akses jalan luar stadion (ring 3 dan 4). Ia menegaskan pendekatan humanis jadi prioritas utama dalam pengamanan laga kandang ke depan.

“Pengamanan ini bukan tentang mengontrol, tapi menjaga bersama. Aremania adalah kunci,” ujar AKBP Danang.

Menjelang akhir acara, suasana berubah haru ketika seluruh peserta berdiri dan mengheningkan cipta, lalu memanjatkan doa bersama untuk korban tragedi Kanjuruhan. Sebuah momen reflektif yang tak hanya simbolik, tapi juga mempertegas komitmen: sepak bola di Malang harus kembali jadi rumah bagi kebanggaan, bukan ketakutan.

💬 “Ini bukan sekadar sepak bola. Ini tentang kita, tentang bagaimana kita memilih untuk bangkit bersama.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *