Ngasem – Tradisi tahunan Bersih Desa di Desa Tugurejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, kembali digelar dengan penuh khidmat dan semangat kebersamaan pada Senin, 21 Juli 2025. Kegiatan yang telah menjadi bagian dari budaya spiritual masyarakat ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi, namun juga diwarnai dengan aksi sosial berupa santunan anak yatim dan pengajian umum bersama dai muda kharismatik, Gus Irul.
Rangkaian kegiatan diawali dengan sambutan dari Kepala Desa Tugurejo, Agung Witanto, yang menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada warga dari tiga dusun – Jeruk, Baba’an, dan Loksongo – yang telah bahu-membahu menyukseskan acara. “Alhamdulillah, berkat gotong royong kita semua, acara ini dapat berjalan lancar,” ujar Pak Lurah Agung di hadapan ratusan jamaah yang hadir.
Suasana menjadi haru saat dilakukan penyerahan santunan kepada 97 anak yatim. Masing-masing menerima bantuan sebesar Rp600.000, yang berasal dari donasi sukarela warga dengan total mencapai sekitar Rp53.300.000. Momentum ini menggambarkan kuatnya kepedulian sosial warga Tugurejo, yang tak hanya merawat tradisi tetapi juga menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.
Usai penyerahan santunan, acara dilanjutkan dengan tausiyah yang disampaikan oleh Gus Irul, pengasuh Majelis At-Tanwirul. Dalam ceramahnya, Gus Irul menyoroti pentingnya peran suami dalam menjaga kehormatan keluarga. Ia menekankan bahwa rasa cemburu yang sehat merupakan salah satu bentuk tanggung jawab kepala keluarga. “Seorang suami harus memiliki rasa cemburu yang baik sebagai penjagaan terhadap keluarganya,” ucap Gus Irul.
Lebih jauh, Gus Irul juga mengingatkan jamaah untuk tidak terlena dengan kenikmatan dunia. Ia menyampaikan bahwa harta bukan jaminan keselamatan, karena sewaktu-waktu Allah bisa mengambilnya. “Orang yang memiliki harta hendaknya selalu ingat akhirat, dan menggunakannya untuk kebaikan,” pesannya.
Tausiyah Gus Irul juga semakin menarik ketika ia menjawab pertanyaan dari jamaah yang dikirim melalui WhatsApp. Salah satunya mengenai hukum meminjam uang dari bank untuk umrah. Menurutnya, boleh saja melakukannya, tetapi ibadah haji dan umrah hanya diwajibkan bagi yang mampu. “Bayar hutang adalah kewajiban, sedangkan umrah dan haji itu hanya wajib bagi yang mampu. Jadi utamakan menyelesaikan hutang terlebih dahulu,” tegas Gus Irul.
Sebagai penutup, Gus Irul mengajak seluruh jamaah untuk memperbanyak istighfar dan bersholawat bersama. Doa-doa dipanjatkan agar desa Tugurejo senantiasa diberikan keberkahan, kedamaian, dan rezeki yang melimpah. Suasana syahdu meliputi seluruh peserta yang larut dalam zikir dan doa bersama.
Kegiatan Bersih Desa Tugurejo tahun ini tidak hanya menjadi simbol pelestarian budaya, tetapi juga menjadi momentum memperkuat nilai spiritual dan solidaritas sosial di tengah masyarakat. Panitia berharap kegiatan ini bisa menjadi contoh sinergi antara budaya dan agama yang membumi dan bermakna.