![]()
KEDIRI – Suasana nasionalisme bercampur kentalnya budaya tradisional menyelimuti kawasan Bundaran Sekartaji, Kota Kediri, pada Sabtu pagi, 20 Desember 2025. Ribuan peserta Napak Tilas Rute Gerilya Jenderal Sudirman (Kediri–Bajulan) dilepas dengan iringan atraksi memukau dari Paguyuban Jaranan Kediri Jayati.
Mengusung jargon “Sejatine Jaranan Kota Kediri”, paguyuban ini hadir secara khusus untuk membakar semangat para peserta yang akan menempuh perjalanan bersejarah menuju Bajulan, Nganjuk. Gemuruh suara gamelan khas seniman jaranan menciptakan atmosfer heroik di titik pemberangkatan.
“Kehadiran kami di sini bukan sekadar hiburan semata, melainkan bentuk penghormatan budaya terhadap nilai-nilai perjuangan besar Jenderal Sudirman. Kami ingin menunjukkan bahwa jati diri (sejatine) Jaranan Kediri adalah semangat pantang menyerah,” tegas Joko Mbalelo di sela-sela acara.

Jarot Suseno, atau yang akrab disapa Joko Mbalelo, sosok sentral dalam aksi ini, menegaskan bahwa kehadiran mereka memiliki makna mendalam melampaui aspek kesenian.
Ia menambahkan bahwa karakter pejuang yang dimiliki sang Panglima Besar harus terpatri dalam jiwa para seniman dan generasi muda. “Seperti perjuangan Jenderal Sudirman yang terus maju meski dalam kondisi fisik yang sulit, semangat itulah yang kami visualisasikan melalui kesenian jaranan hari ini,” imbuhnya.
Aksi dari Paguyuban Kediri Jayati ini mendapat apresiasi luas dari masyarakat dan peserta. Kolaborasi antara peringatan sejarah militer dan pelestarian seni tradisional ini diharapkan terus memperkuat identitas Kota Kediri sebagai kota yang menghargai jasa pahlawan sekaligus menjaga warisan leluhur.

