“Dulu Hanya Anak Tukang Rumput, Kini Lolos Jadi Tamtama TNI AD — Kisah Haru Hakim yang Sukses Wujudkan Mimpi Besar”

“Dulu Hanya Anak Tukang Rumput, Kini Lolos Jadi Tamtama TNI AD — Kisah Haru Hakim yang Sukses Wujudkan Mimpi Besar”

Loading

Bandung, 20 Juli 2025 — Tidak semua pahlawan mengenakan jubah. Sebagian dari mereka tumbuh di rumah-rumah sederhana, dengan mimpi besar yang mereka peluk erat di tengah keterbatasan. Seperti Hakim (19), pemuda asal Batujajar, Jawa Barat, yang akhirnya mengukir sejarah kecil dalam hidupnya — lulus sebagai calon Tamtama TNI AD Gelombang II Tahun 2025.

Hakim bukan berasal dari keluarga berada. Ayahnya, Agus Rukmana, lebih dikenal sebagai “Agus Babat”, bekerja setiap hari membabat rumput di Laboratorium Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD. Sementara sang ibu mencari tambahan nafkah dengan mencuci pakaian tetangga. Tapi di balik segala kekurangan itu, mereka menyimpan sesuatu yang jauh lebih besar: harapan.

“Saya ingin membanggakan orang tua saya,” ucap Hakim, suaranya bergetar, air mata menahan di pelupuk mata saat namanya resmi diumumkan sebagai peserta yang lolos seleksi. Dalam sekejap, seluruh perjuangannya — dari gagal di seleksi Calon Bintara hingga bekerja mencuci mobil di Panghegar — seakan terbayar lunas oleh satu kata: lulus.

Kegagalannya saat mendaftar Secaba dulu sempat membuat hatinya runtuh. Namun bukannya menyerah, Hakim memilih bangkit. Di sela-sela jadwal kerjanya mencuci mobil, ia tetap menyempatkan diri berlatih fisik dan belajar. Semua ia lakukan diam-diam, tanpa mengeluh, hanya berbekal satu keyakinan: bahwa kesempatan kedua bisa datang bagi mereka yang bersiap.

Ketika pendaftaran Tamtama TNI AD Gelombang II dibuka, Hakim tahu inilah saatnya. Ia kembali mendaftarkan diri, menjalani tahapan seleksi ketat — kesehatan, jasmani, akademik, mental ideologi, hingga psikologi. Dan pada Jumat (18/7/2025), saat sidang akhir Pantukhir digelar, mimpinya akhirnya menjadi nyata.

Di sudut ruangan, sang ayah — yang jarang menangis — tampak meneteskan air mata bangga. “Saya cuma tukang rumput,” ucapnya lirih. “Tapi anak saya sekarang akan jadi tentara. Mungkin saya tak mampu membayar kuliah, tapi Allah beri jalan yang jauh lebih mulia.”

Kisah Hakim menyentuh hati siapa saja yang membacanya. Ini bukan hanya tentang keberhasilan seseorang lolos seleksi TNI. Ini adalah cerita tentang keteguhan hati, tentang mimpi yang tak pernah mati meski hidup terasa sempit. Ini adalah pengingat bahwa kemiskinan tidak bisa membatasi cita-cita, selama ada keyakinan, usaha, dan doa.

Kini, Hakim bersiap untuk mengikuti pendidikan Tamtama di Rindam III/Siliwangi. Ia bukan lagi hanya anak tukang rumput. Ia adalah pemuda yang telah membuktikan, bahwa dengan tekad kuat dan hati yang bersih, siapa pun bisa berdiri gagah di barisan penjaga kedaulatan negeri ini.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *