KEDIRI – Hari ini, SMPN 1 Wates, Kabupaten Kediri, menggelar festival pelepasan siswa kelas IX dengan konsep yang lebih progresif dan bermakna. Tidak sekadar seremoni kelulusan, acara ini dikemas sebagai ruang kolaborasi antara pendidikan, sosial, dan budaya yang menggugah semangat gotong royong serta keberagaman potensi siswa.
Mengusung tema “Syukur, Peduli, dan Berkarya”, festival ini menghadirkan tiga agenda utama yang membangun narasi kuat tentang pentingnya pendidikan holistik. Rangkaian kegiatan dimulai dengan doa bersama, diikuti oleh bakti sosial, dan ditutup dengan pentas seni kreatif dari siswa-siswi.
“Ini bukan sekadar acara pelepasan, tetapi bentuk nyata dari bagaimana pendidikan bisa mengakar pada nilai-nilai spiritual, solidaritas sosial, dan apresiasi terhadap budaya lokal,” ujar Mashuri, S.Pd., M.Pd., Kepala SMPN 1 Wates, di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Sesi doa bersama diikuti oleh seluruh siswa, guru, serta tamu undangan. Suasana hening dan sakral menyelimuti halaman sekolah saat semua elemen pendidikan menyatu dalam satu harapan: kelulusan bukan akhir, melainkan awal perjalanan menuju masa depan yang lebih cerah.
Bagian paling menyentuh dari acara ini adalah penyaluran bantuan sosial. Bantuan diberikan kepada siswa berprestasi serta siswa dari keluarga kurang mampu. Ini menjadi langkah konkret sekolah dalam memastikan tidak ada siswa yang tertinggal karena keterbatasan ekonomi, sekaligus mendorong siswa berprestasi untuk terus menanjak.
“Harapan kami, ini bukan hanya menjadi apresiasi sesaat. Kami ingin memantik semangat mereka agar tidak berhenti bermimpi, karena prestasi adalah hak semua anak, tanpa kecuali,” tambah Mashuri.
Tak kalah memukau, pentas seni menjadi panggung ekspresi dan kreativitas siswa. Mulai dari tari tradisional hingga musik modern, semua dipentaskan dengan semangat tinggi. Penonton—yang terdiri dari tokoh-tokoh penting seperti Camat Wates, Danramil, Kapolsek, anggota dewan, perwakilan dunia industri, komite sekolah, hingga paguyuban orang tua—terpukau dengan talenta siswa SMPN 1 Wates.
Kehadiran perwakilan dunia usaha dan industri menjadi simbol penting bahwa pendidikan tidak bisa berjalan sendiri. Diperlukan sinergi lintas sektor untuk menciptakan generasi muda yang tak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga adaptif, kreatif, dan berjiwa sosial.
Festival ini menjadi gambaran bahwa institusi pendidikan mampu mengambil peran strategis dalam pembangunan sosial. Tidak hanya mencetak lulusan, tetapi juga membentuk manusia yang berkarakter, peduli, dan mencintai budaya bangsa.
Dengan antusiasme tinggi dari semua elemen yang terlibat, SMPN 1 Wates berhasil membuktikan bahwa pelepasan siswa bisa menjadi momentum besar yang menyatukan nilai spiritual, sosial, dan seni dalam satu tarikan napas. Festival ini menjadi bukti bahwa perubahan dalam dunia pendidikan dimulai dari langkah-langkah sederhana yang dikemas secara bermakna dan inklusif.
(ris)