Polres Kediri Gandeng Santri Jadi Agen Perubahan Tertib Lalu Lintas Lewat Coaching Clinic

Polres Kediri Gandeng Santri Jadi Agen Perubahan Tertib Lalu Lintas Lewat Coaching Clinic

Loading

Kediri – Inovasi pendekatan keselamatan lalu lintas terus dilakukan oleh Satlantas Polres Kediri. Kali ini, mereka menyasar kalangan santri lewat Program Coaching Clinic Pondok Pesantren Road Safety yang digelar di Pondok Pesantren Mazro’atul Ulum, Dusun Plumpungrejo, Desa Karangtengah, Kecamatan Kandangan, pada Selasa (27/5/2025).

Tak sekadar sosialisasi, kegiatan ini mengusung semangat perubahan. Santri diajak bukan hanya untuk memahami aturan lalu lintas, tapi juga untuk menjadi duta keselamatan yang dapat menyuarakan pentingnya budaya tertib berlalu lintas di tengah masyarakat.

Kasat Lantas Polres Kediri, AKP I Made Jata Wiranegara, S.I.K., mewakili Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto, S.H., S.I.K., menyampaikan bahwa angka kecelakaan lalu lintas masih tinggi, khususnya di kalangan muda. “Kalau kesadaran tertib lalu lintas meningkat, angka kecelakaan pasti turun. Dan santri bisa jadi pelopor perubahan itu,” tegasnya.

Mengapa pesantren? Menurut AKP Jata, pesantren merupakan pusat pendidikan karakter yang memiliki pengaruh kuat di masyarakat. Dengan memberdayakan santri, pesan keselamatan lalu lintas bisa menyebar secara organik dan berkelanjutan melalui jaringan sosial dan keagamaan mereka.

Dalam kegiatan ini, santri tidak hanya diberi teori. Mereka juga terlibat langsung dalam sesi interaktif, diskusi terbuka, hingga simulasi cara berkendara motor yang benar dan aman. Fokus utamanya adalah menciptakan kesadaran menyeluruh, dari memahami rambu lalu lintas hingga etika berkendara yang humanis.

“Kita ingin mereka bukan hanya tahu cara mengendarai motor, tapi juga mengerti bahwa berkendara adalah soal tanggung jawab dan empati terhadap pengguna jalan lain,” ujar AKP Jata.

Respon dari para santri pun luar biasa. Banyak di antara mereka yang mengaku baru kali ini mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang pentingnya keselamatan berlalu lintas. Bahkan, beberapa di antaranya menyatakan siap menyebarkan edukasi ini kepada teman-teman dan keluarganya.

Kegiatan ini menjadi bukti bahwa edukasi lalu lintas bisa dikemas secara kontekstual dan transformatif. Polres Kediri membuktikan bahwa sinergi antara aparat dan institusi pendidikan keagamaan dapat menghasilkan dampak sosial yang lebih luas—bukan sekadar mengurangi angka kecelakaan, tapi membangun budaya tertib yang berakar dari kesadaran kolektif.

Ke depan, program serupa akan terus digencarkan di berbagai pondok pesantren lainnya. Satlantas Polres Kediri berharap, para santri dapat menjadi pionir keselamatan lalu lintas di era digital yang semakin dinamis, tanpa kehilangan nilai-nilai keislaman dan kepedulian sosial mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *