Nganjuk – Sebuah kegiatan nonton bareng (nobar) film “Sayap-Sayap Patah 2: Olivia” digelar oleh Polres Nganjuk di NSC Nganjuk pada Kamis, 15 Mei 2025. Acara ini dihadiri langsung oleh Kapolres Nganjuk AKBP Henri Noveri Santoso, S.H., S.I.K., M.M. bersama Wakapolres, Pejabat Utama Polres, anggota kepolisian, Ketua dan pengurus Bhayangkari Cabang Nganjuk, masyarakat, serta awak media. Sekitar 100 penonton dari berbagai elemen turut menyaksikan film yang sarat pesan kemanusiaan dan nasionalisme ini.
Dalam keterangan pers usai acara, Kapolres menekankan pentingnya meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran paham radikal yang masih menjadi ancaman nyata. Ia mengajak masyarakat untuk terus belajar agama dari sumber yang sahih dan guru yang bersanad jelas, bukan dari sumber-sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Film ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa ancaman terorisme dan paham radikal tidak mengenal waktu dan tempat. Jangan sampai kita terlena. Mari bangun ketahanan spiritual dan sosial dengan dasar yang benar,” tegas Kapolres.
Lebih dari sekadar tontonan, film “Sayap-Sayap Patah 2: Olivia” juga dipandang Kapolres sebagai media edukatif yang menggambarkan sisi lain kehidupan seorang polisi. Karakter Pandu, anggota Densus 88 yang juga merupakan ayah tunggal, dinilai mewakili banyak anggota kepolisian yang harus berjuang menyeimbangkan tugas negara dan kehidupan keluarga.
“Banyak dari anggota kami yang berada di posisi seperti Pandu. Tugas negara seringkali mengharuskan mereka meninggalkan anak dan keluarga, bahkan dalam momen-momen krusial. Ini bukan hanya soal profesi, tapi tentang pengorbanan yang nyata,” jelas Kapolres dengan penuh empati.
Kapolres juga menekankan bahwa masyarakat perlu memahami sisi kemanusiaan dari aparat kepolisian. Tugas berat, tekanan psikologis, hingga risiko kehilangan nyawa adalah bagian dari keseharian mereka. Melalui film ini, publik diajak untuk melihat sisi emosional di balik seragam yang sering tak terlihat.
“Polisi juga manusia. Mereka punya rasa takut, khawatir, bahkan harus membuat pilihan sulit setiap harinya. Film ini menyentuh sisi kemanusiaan itu, dan saya berharap masyarakat bisa semakin memahami dan menghargai perjuangan para anggota Polri,” tambahnya.
Selain sebagai bentuk apresiasi terhadap film nasional, nobar ini juga menjadi ruang silaturahmi antara jajaran Polres Nganjuk dengan masyarakat. Dalam suasana santai dan hangat, hubungan emosional antara polisi dan masyarakat dapat terbangun lebih erat, diiringi dengan kesadaran bersama menjaga keamanan lingkungan.
“Mari bersama-sama menjaga lingkungan kita dari bahaya radikalisme. Bila ada hal mencurigakan, jangan ragu untuk melapor. Polisi tidak bisa bekerja sendiri. Keamanan adalah tanggung jawab kita bersama,” tutup Kapolres.
Kegiatan ini diakhiri dengan foto bersama dan diskusi ringan antar elemen masyarakat, menjadi simbol kebersamaan dalam menjaga stabilitas dan kedamaian di Kabupaten Nganjuk.
(dedie)